Saat ini, ada banyak penulis yang terkenal melalui karyanya di media sosial. Tidak hanya karena tulisannya yang menarik, tetapi juga karena tokohnya yang membekas di pikiran pembaca. Hal ini tentunya membuat kamu yang tertarik buat belajar menulis skenario bertanya-tanya, gimana sih cara membuat tokoh yang kuat?
Nah, buat kamu yang penasaran, yuk ikutin terus informasi lengkapnya di bawah ini!
Cara Membuat Tokoh yang Kuat
Tokoh yang kuat, gimana tuh? Apakah tokoh yang bisa angkat batu? Atau tokoh yang berhasil menjadi budak korporat sampai tidurnya kurang? Eits, bukan itu jawabannya.
Pada dasarnya, tokoh yang kuat dalam suatu naskah adalah tokoh yang berhasil melalui perubahan dan memenuhi syarat-syarat penokohan. Dan tentu saja, tokoh yang seperti ini memiliki karakter yang membekas pada benak penonton.
Beberapa contoh tokoh yang kuat dan mampu menyihir penonton dengan karakternya adalah James Bond, Alice dalam Alice in Wonderland, hingga Harry Potter di dalam seri film Harry Potter. Ketiga tokoh tersebut memiliki ciri khas dalam karakternya sehingga mudah untuk pembaca dan penonton ingat.
Nah, jika kamu memiliki minat untuk menulis naskah, maka berikut kami berikan tips menulis tokoh yang memiliki karakter kuat!
Dramatic Need
Pertama, kamu harus memastikan bahwa tokoh yang kamu buat memiliki unsur dramatic need. Waduh, apanih?
Secara singkat, dramatic need merupakan sebuah plot keseluruhan dari tokohmu, khususnya si tokoh utama. Pada dramatic need, kamu harus mengetahui apa tujuan atau goals tokoh. Ada 2 hal yang penting untuk kamu ingat dalam dramatic need:
1. Skala goals.
Yakni, seberapa besar goals tokoh yang kamu bentuk. Apakah tujuannya hanyalah hal kecil? Atau hal besar yang mengharuskannya untuk berjuang mati-matian?
2. Efek goals.
Seberapa besarkah efek dari goals yang tokohmu miliki? Apakah hanya akan memengaruhi dirinya sendiri atau dapat menginspirasi tokoh lainnya yang kamu bentuk?
Lalu, untuk mempermudah proses pembangunan dramatic need dalam tokohmu, maka kamu dapat menanyakan 2 hal utama berikut ini saat proses karakterisasi. Yakni, kenapa tokoh utama melakukan hal yang saat ini dilakukannya dan apa yang tokohmu harapkan untuk ia capai.
Individual Point of View
Selanjutnya, pastikan tokohmu memiliki individual point of view!
Individual point of view adalah suatu kepercayaan atau sistem yang tokoh utamamu miliki. Sehingga, hal ini dapat memengaruhi bagaimana tokohmu bertindak.
Saat membangun individual point of view, kamu dapat menanyakan pertanyaan seperti bagaimana cara tokoh utama melihat dunia dan apa yang memengaruhi tindakan tokoh utama baik secara emosional maupun spiritual.
Change/Transformation
Berikutnya, yang tidak kalah penting dari 2 unsur di atas adalah change atau transformation.
Pastikan tokoh yang kamu ciptakan mampu berkembang dari awal hingga akhir naskah. Dengan kata lain, tokohmu tidak boleh stagnan. Hal ini juga yang membuat tokoh-tokoh dalam novel terkenal Nyanyian Achilles mampu menyihir pembacanya. Karena, ada perkembangan yang natural dari awal hingga akhir cerita.
Dua pertanyaan yang dapat kamu uraikan saat membangun alur perkembangan tokohmu adalah bagaimana tokoh ini akan berkembang sepanjang alur cerita dan apakah perubahan yang terjadi hadir dalam skala kecil atau besar.
Personifies an Attitude/Emotion
Nah, yang terakhir adalah personifies an attitude/emotion!
Tokoh yang kamu ciptakan harus memiliki emosi yang nyata atau relatable dengan kehidupan nyata. Karakter yang cenderung muluk-muluk akan membawa kesan palsu dan membosankan pada ceritamu.
Oleh karena itu, saat menyusun karakter tokoh, pastikan kamu menanyakan beberapa pertanyaan penting seperti orang seperti apakah tokohmu, bagaimana orang lain akan menilai sifat dan sikap tokoh, serta apakah emosi yang dominan menguasai tokoh tersebut.
Demikianlah informasi mengenai cara menulis tokoh yang kuat dan tentunya akan sangat penting buat kamu yang masih belajar menulis skenario atau naskah. Semoga informasi kali ini bermanfaat, ya!