Pentas Generasi Teater Lingkar 2023

Kisah Kematian dalam Pentas Generasi Teater Lingkar 2023

Teater Lingkar Universitas Brawijaya telah sukses menggelar Pentas Generasi yang bertajuk “TOLOOONG!” pada tanggal 25 Juni 2023 kemarin. Pentas yang bertempat di Gedung B Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya ini menarik lebih dari 300 penonton dari berbagai kalangan. Kesuksesan pentas ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak sponsor antara lain LT PRO, Linggar Prabangkara, Rodsscreen print, LA TULIPE, dan 7 Chicken.

“Pentas Generasi adalah pentas debut dari angkatan 22. Jadi, ini adalah pengalaman pertama kami dalam menyelenggarakan sebuah pementasan,” jelas Elora Hikmiyati Nabilah selaku pimpinan produksi Pentas Generasi tahun ini. 

Rumah Duka di FIB UB

Pentas Generasi tahun ini mengangkat tema yang tidak jauh dari kehidupan, yaitu kematian. Dekorasi venue pementasaan tampak mendukung tema tersebut. Mulai dari karangan bunga yang menghiasi gerbang masuk, lilin-lilin yang menyebar di sepanjang pinggir tangga, juga banyak hiasan lain yang mengubah gedung fakultas tersebut menjadi suatu rumah duka. Hal ini memberikan kesan bahwa penonton datang bukan untuk menyaksikan suatu pementasan teater, tetapi untuk menjenguk seseorang yang meninggal. 

“Kami mengangkat tema rumah duka karena kami menyesuaikan dengan naskah TOLOOONG!. Naskah ini mengupas suatu cerita tentang kematian, kesedihan, dan ketidakterimaan. Kami rasa rumah duka sendiri cocok sebagai bentuk simbolik dari itu semua,” ujar Elora. 

Manusia di Hadapan Kematian

Penampilan teatrikal berjudul “LELAYU” karya Zanjabil Uyun Zamzami menjadi pembuka Pentas Generasi tahun 2023. Tokoh utama dalam cerita ini adalah Zanjabil Uyun Zamzami sebagai tokoh Kematian dan Wiarsya Humam Adiwicaksana sebagai tokoh Manusia. 

Penampilan ini menceritakan tentang seorang manusia yang dihampiri sosok kematian. Di saat itu, manusia mulai menyadari kalau waktunya tinggal sebentar lagi dan ia tidak bisa lari dari ajalnya. “LELAYU” tersendiri juga memiliki makna yang cukup mewakilkan isi cerita, yaitu “gugur” dan juga “lari”.

BACA JUGA:   Teater Lingkar Berbagi di Bulan Suci dan Rayakan Hari Teater Sedunia

Kesia-siaan dalam Balas Dendam

Penampilan utama “TOLOOONG!”, akhirnya tiba. Naskah karya H. Adjim Arijadi yang mengadaptasi karya Putu Wijaya ini menceritakan sebuah kesia-siaan yang terlahir dari balas dendam. Terdapat enam aktor yang memerankan tokoh-tokoh dalam naskah ini, yaitu Komang Salma Nur Aini sebagai Isah, Vian Agung Wijaya sebagai Bima, Ervin Nurul Fathir sebagai Bapak Aji, Radinka Fidelira Putri sebagai Keke, Nabiilah Putri Dewi sebagai Dukun, serta Khalisa Zia Zafira dan Nayyara Mutia Ayesha sebagai Asisten Dukun.

Dalam cerita tentang balas dendam ini, Isah baru saja meninggal selama tiga hari. Tiba-tiba, ia membangkitkan dirinya dari kematian. Ia hidup kembali dengan tujuan merebut kembali semua hal yang ia tinggalkan di dunia termasuk keluarganya. “Konsep mayat yang bangun dari kubur sungguh sangat menarik bagi saya. Apalagi setelah dibedah lebih dalam, konflik jauh lebih rumit,” ujar Reflika Fira Nolivia selaku sutradara. Pementasan ini menggunakan alat musik tradisional Jawa, yaitu Saron dan Gong, serta iringan musik digital modern. Gabungan dari kedua tipe musik tersebut tidak hanya memancing kemarahan dan kesedihan, tetapi juga berhasil mengundang gelak tawa penonton melalui dialog-dialog serta aksi jenaka setiap tokoh. 

Harapan dari Pentas Generasi 2023

Melalui pementasan ini, Reflika berharap penonton dapat mengambil banyak pesan moral karena cerita “TOLOOONG!” mengangkat isu yang sangat dekat dan relevan terhadap kehidupan sehari-hari. “Masing-masing karakter memiliki beban tersendiri dalam naskah ini. Dari sini saya dapat belajar bahwa kebahagiaan untuk diri sendiri bisa menjadi egois di mata orang lain. Untuk menjadi manusia, kita harus saling mengerti satu sama lain,” ujar Reflika. 

Di sisi lain, Elora mengharapkan semua orang dapat lebih aware dan juga lebih mengenal kesenian berteater. “Teater ini seni pertunjukkan yang sangat cocok untuk banyak orang, untuk mengasah soft skill mereka dalam bidang keaktoran maupun produksi. Kami juga berharap kelompok teater di luar sana dapat menyelenggarakan pementasan seperti ini juga untuk menantang diri mereka sendiri. Agar mereka dapat memberikan pementasan yang baik dan menghibur sekaligus memotivasi orang lain,” pungkas Elora saat menjelaskan harapan-harapannya terhadap Pentas Generasi Teater Lingkar. [Vian & Intan]

About the author

Comments

  1. Selalu keren dan gapernah mengecewakan kalau UKM satu ini menggelar ibadah pentasnya. Semangat terus!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *